Pak Rasdim, Supir Taksi itu Mantan Pengusaha (1)
Alfie Images |
“Kira-kira, siapa yang cocok jadi gubernur ya?” tiba-tiba pak supir taksi @noMention ini berkata demikian selepas Motty menyebutkan tujuan pagi ini, ke sebuah tempat meeting di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Dan.. kicauan ini dibuat di dalam taksi, sambil ngobrol-ngobrol santai bareng si bapak supir. Iya, Burung Super sekali² naik taksi juga, biar ngga keringetan. ˆ⌣ˆ
“Kenapa begitu Pak?” tanya Motty.
“Ya, soalnya yang sekarang ini bukannya menjalankan tugasnya, tapi malah ngejar setoran. Ngga jauh beda sama saya, cuma saya narik taksi hasilnya begini-begini aja, kalo yang
di sana narik proyek hasilnya buat foya-foya” begitu penjelasannya.Kalimat pendek namun DALEM itu menggelitik nurani untuk menorehkannya dalam bentuk kicauan di sini. Udah kebayang, judulnya “Ngejar Setoran!”, isinya tentang berbagai macam sisi kehidupan yang dengan caranya masing-masing memang setiap hari “ngejar setoran”.
Tapi ketika Motty mulai buka aplikasi WordPress di BB dan mulai matok2 keyboard, si Bapak terus ngajak ngobrol tentang isu-isu kenegaraan. Tentang DPR, tentang BPK, tentang korupsi dan yang semacamnya. Demi menghormatinya, Motty sarungkan dulu BB andalan, trus memutuskan buat menggali lebih dalam cerita tentang si Bapak. Nampaknya beliau ini bukan orang sembarangan.
Motty lirik kartu pengenal si Bapak, tertera di sana “Rasdim, SE”. Hm, Sarjana Ekonomi nampaknya.. bisik Motty dalam hati.
“Pak Rasdim ini pendidikannya ekonomi ya Pak?” tanya Motty.
“Iya, saya S1 ekonomi dan lanjutkan s2 manajemen” jawabnya tanpa berpikir lama.
wah, semakin menarik nih pikir Motty. Dan Motty memutuskan untuk semakin menunda memasukkan tulisan baru dan melanjutkan menggali tentang si Bapak.
“Saya dulu pengusaha” lanjutnya. Langsung Motty lebih memfokuskan pendengaran. “Dari tahun 1992 saya sudah memiliki bisnis. Saya biasa mengurus berbagai macam proyek. Dan dari sana saya memperoleh banyak sekali uang” lanjutnya.
“hm.. waktu itu, kira-kira Bapak bisa memperoleh penghasilan berapa setiap bulannya?” Motty menggali karena semakin penasaran.
“Wah, 300juta bisa, kadang 500juta/bulan. Malah kalau proyek lagi lancar, bisa 2milyar” jawabnya dengan santai.
Langsung Motty terjengkang (sayangnya di taksi ngga mungkin ngejengkang ke belakang karena ada senderan joknya ˆ⌣ˆ). Motty biasa “membaca” orang, dari nada bicaranya, dari bentuk wajahnya (bahkan dari twit nya loh ˆ⌣ˆ), dan dari si Bapak ini, Motty nggak mendeteksi adanya kebohongan. Nampaknya ia mengatakan hal yang sebenarnya.
Karena jalanan Kemang lumayan macet, ada banyak sekali hal yang kita obrolkan pagi tadi. Dan dari sana, beliau banyak berbagi kebijaksanaan. Karena dari apa yang beliau alami sungguh banyak sekali hikmah yang bisa kita petik. Beliau pengusaha, lalu bangkrut sampai masuk penjara, sekarang nyupir taksi.
Insiratif kawan.
BalasHapusBlowalking siang hari..
salam kenal
Turut mengundang juga rekan-rekan blogger
Kumpul di Lounge Event Tempat Makan Favorit
Salam Bahagia