Farmasi Berteknologi Nano Baik untuk Kesehatan

Teknologi nano baik untuk dunia kesehatan. (Foto: Naturindonesia)
Alfie Images
PERKEMBANGAN teknologi semakin memudahkan banyak hal, termasuk di dunia kesehatan. Perkembangan dunia farmasi menggunakan teknologi nano saat ini sudah tumbuh semakin pesat. Namun untuk ukuran Indonesia, masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain di dunia. 

"Pemanfaatan teknologi nano dalam dunia farmasi dapat berperan dalam meningkatkan kualitas produksi dan keamanan (safety performance)," kata pakar teknologi nano ITB, Prof Dr Heny Rachmawati dalam siaran persnya, Jumat (11/3/2011).

Teknologi nano merupakan teknologi yang memungkinkan suatu produk dipecah menjadi skala nanometer atau sepersemiliar meter. Teknologi nano merupakan salah satu teknologi yang disebut-sebut mampu mendorong pertumbuhan industri, dan ekonomi di segala bidang. 

"Produk yang menggunakan teknologi nano akan lebih cepat diserap, dibandingkan produk yang tidak menggunakan teknologi ini, sehingga dari segi penggunaan akan lebih efisien," paparnya.

Heny mengatakan, teknologi nano dibidang farmasi saat ini banyak digunakan untuk ekstrak obat-obatan tradisional seperti gingseng, juga kandungan kosmetik seperti krim tabir surya.

"CT Gingseng yang menggunakan teknologi nano mampu lebih cepat diserap tubuh, dan menjadikan kandungan ginsenosides (kandungan persentase ginseng untuk menghasilkan stamina) yang lebih tinggi dibandingkan gingseng lainnya," tuturnya.

Teknologi nano dapat digunakan dalam dunia farmasi karena akan membantu kelarutan, stabilitas, dan kemampuan penyerapan.

"Dalam dunia farmasi, seluruh persyaratan itu harus dipenuhi," imbuhnya.  

Mengapa begitu? "Terkadang, senyawa obat tertentu mengalami kesulitan untuk larut dan melakukan penetrasi, untuk kondisi yang demikian teknologi nano dapat mengambil peranan," jelas Heny.

Heny kembali mencontohkan, kandungan kalsium dalam susu yang juga harus dibuat menggunakan teknologi nano agar dapat efektif terserap ke dalam tulang. Dia mengungkapkan, tenologi nano merupakan penemuan terkini setelah sebelumnya juga dikenal dengan teknologi mikro untuk dunia farmasi, makanan, dan kosmetik.   

"Teknologi sekarang ini banyak dikembangkan sektor industri mengingat untuk memproduksinya bukan hal mudah membutuhkan keahlian, evaluasi modifikasi, sehingga sampai ke skala nano," ungkapnya.

Lebih lanjut Henny menuturkan, BP POM sendiri saat ini sangat ketat dalam melakukan pengawasan terhadap produk yang  menggunakan teknologi nano, apakah teknologi itu benar diterapkan dalam suatu produk. Jangan  sampai publikasinya nano, tetapi kenyataannya tidak.

Perkembangan teknologi nano di Indonesia baru berusia lima tahun, padahal di luar negeri teknologi ini sudah berkembang sejak 10 tahun yang lalu, yaitu sejak 1990-an.

"Kalau Indonesia tidak memperdalam teknologi nano, maka industri kita termasuk yang tertinggal. Seperti dunia farmasi dengan teknologi nano memungkinkan penggunaan dosis obat tidak terlalu besar, sehingga sangat efisien dalam memanfaatkan bahan baku," tutupnya.

Komentar

Postingan Populer